Title : D’Adieu
Genre : Angst Romance
Rating : T
Cast : Cho Kyu Hyun, Kim Hye Rin [FIC]
Disclaimer : I don't own Cho Kyuhyun nor SM Ent., but i do own Kim Hye Rin.
Note : Title jangan dipermasalahkan, itu gaada hubungannya. Terus, jalan cerita fanfic ini diilhami dari cerita temen di sekolah, jadi kalau ada yang tahu cerita ini maaf yaa.. Selain itu juga, nama Rin Hye itu aku ngasal kuadrat, aku nggak tahu nama cewek korea itu kayak gimana jadi kalau aneh maaf lagi yaa!!!! Dx
===******
“Rin!”
Suara itu terdengar lagi. Suara yang menghangatkan tubuhku yang dingin selama 6 tahun pas. Suara yang selalu menemaniku dikala aku sendirian. Suara yang menyucikan diriku yang hina di mata orang-orang sekitarku.
“Lihat aku! Lihat aku!”
Cho Kyu Hyun menyuruhku untuk melihatnya. Aku menatap kosong. Lalu menggeleng. Terdengar suara Kyuhyun tertawa. Suara tertawanya mengajakku untuk ikut tertawa bersamanya. Selama sekitar dua menit hanya suara tawa kamilah yang terdengar di sekitar taman tersebut.
“Maaf Rincha, aku lupa..”
“Haha, harusnya aku yang meminta maaf, oppa.. Aku tak bisa melihatmu.. Aku buta, remember?”
Aku tersenyum, niatnya ke arah Kyuhyun. Tapi aku tak tahu Kyuhyun ada dimana. Aku mendengar ada yang mendekat kepadaku. Angin kecil menerpa wajahku. Kyuhyun membelai wajahku dengan gerakan yang biasa. Lambaiannya membuatku tersenyum. Sudah beratus-ratus kali Hyun membelai wajahku dengan cara yang sama—dan aku tetap saja tersenyum dibuatnya. Tangan lembut itu, berbeda. Dengan cara itulah aku bisa membedakan yang mana Kyuhyun-ku dan yang mana orang lain.
“Tadi aku berseluncur di kotak pasir!” suara kekanakkannya yang khas membuatku tersenyum—kali ini lebih lebar. Hyun memang selalu membuatku tersenyum berpuluh-puluh kali. Dan selama hidupku hanya Hyun-lah yang membuatku tersenyum—meskipun senyum itu tipis setipis benang. Aku tak pernah kenal orang lain selain Hyun, orang-orang disekitarku selalu menjauhiku karena aku buta.
“Memangnya bisa berseluncur di kotak pasir?” aku bertanya ringan kepadanya. Bibirku masih menunggingkan senyum. Kyuhyun terdengar mengeluarkan sesuatu.
“Aku kan pakai ini, Rin!” Hyun menunjukkan sesuatu ke arahku. Satu tangan Hyun menggenggam tanganku dan mengajak tanganku meraba benda yang ditunjukkannya padaku. Tuhan memberikanku indra peraba yang sangat peka, jadi sekali raba pasti aku tahu benda itu apa. Papan kayu licin. Yah, dasar Hyun. Sifat kekanakkannya tidak pernah berubah sejak pertama kali aku bertemu dengannya.
“Hahaha..”
“Hahahahahaha!!!”
Kami tertawa lagi beberapa detik. Lalu kesunyian menguasai kami. Hari mulai dingin di taman. Cukup jelas, karena sekarang tanggal 3 Februari.
“Hyun..” aku menyandarkan kepalaku di bahu Kyuhyun, tentu saja setelah merabanya terlebih dahulu. Kyuhyun membiarkanku bersandar padanya. “Apa, Rin?” Kyuhyun bertanya.
“Kalau nanti aku bisa melihat, aku akan menikah denganmu..”
Hyun diam. Aku merasa wajahku memanas karena berdebar-debar. Baru kali ini kalimat itu terucap dari bibirku. Kami berdua tidak pernah berpikiran sampai menikah meskipun kami sudah berpacaran selama 5 ½ tahun, minus 6 bulan perkenalan sejak 6 tahun kami bertemu. Entah mengapa kalimat itu langsung saja meluncur dari bibirku.
“Janjikah kau, Hye Rin? Janjikah kau? Meskipun nanti aku tidak seperti yang kau harapkan?” tanya Kyuhyun, suaranya benar-benar berbeda dari biasanya. Suaranya yang kekanak-kanakkan kini sedikit dewasa, dan bergetar. Seakan-akan berada diantara ketidak percayaan dan rasa ingin tahu yang besar.
“Un, janji!” aku mengangguk, dan mengacungkan jari kelingkingku. Aku menunggu jari kelingking Hyun untuk balas melingkari jari kelingkingku sambil tersenyum janji padaku. Cukup lama sampai akhirnya Cho Kyuhyun membalas jari kelingkingku. Kami tertawa lagi.
Pertanyaannya adalah, kapankah aku akan mendapat donor mata?
**
“Rin! Hyerin!!”
Suara derap kaki terdengar seiring dengan teriakan Kyuhyun yang memanggilku dengan buru-buru. Hari ini tanggal 10, untuk apa Hyun mencariku? Tidak ada jadwal terapi mata untuk usaha menyembuhkan kebutaanku hari ini? Hari ini juga bukan saatnya untuk menemani Hyun belajar di perpustakaan kota?
Lalu untuk apa?
“Kim Hye Rin!!!!” Kyuhyun memelukku dengan erat. Satu tangannya di kepalaku, dan satunya lagi di punggungku. Detak jantungnya berderap keras. Dadanya naik turun, nafasnya belum teratur. Aku menunggu Hyun berbicara sambil menurunkan tingkat penasaranku. Apa yang membuat Kyuhyun sangat bersemangat?
“Rin, kau akan mendapat donor mata!” Hyun akhirnya memberitahu apa yang membuatnya sangat senang. Aku membuat mataku membulat lebar meskipun tetap saja aku tidak bisa melihat wajah senang Cho Kyu Hyun, pacarku, temanku, orang nomor satu dalam hidupku. Aku tak percaya, setelah 20 tahun aku hidup akhirnya ada yang rela memberikan matanya untuk membuatku bisa melihat lagi.
“Ka—pan operasi donor matanya?” suaraku masih bergetar karena tidak percaya dan senang. Tangan Kyuhyun terasa meremas tanganku dengan lembut.
“14 Februari. 4 hari lagi. Kau siap kan, Rin?” Kyuhyun menjawab. Aku tak dapat percaya. 14 Februari kan Valentine. Oh my God, terpujilah wahai kau yang mendonorkan matanya untukku! Terimakasih karena kau telah memberikan kado Valentine yang sangat berarti! Aku tak akan pernah merusak mata pemberianmu itu!
“Siap!” aku mengangguk singkat dengan bersemangat. Sedetik kemudian, aku merasa ada yang menempel di bibirku. Yeah, Hyun menciumku, apa lagi? Aku membalas ciumannya, tanda senang dan bahagia, karena nanti akhirnya aku bisa menikah dengan Kyuhyun, seperti janjiku seminggu yang lalu.
**
14 Februari
“Hyun, aku takut..”
“Sudah, tenang saja..”
Aku memeluk Kyuhyun terakhir kalinya sebelum aku operasi mata. Kyuhyun juga balas memelukku untuk menenangkanku. Ketika berpelukkan, aku mendengan suara deru jantung Kyuhyun, sama berdebarnya denganku. Setelah beberapa detik, aku melepas pelukanku, melambai ke arah Kyuhyun, dan masuk ke kamar operasi.
Dokter bilang aku akan dibius, jadi aku tidak akan merasa apa-apa. Tapi tetap saja aku takut. Aku tidak takut operasi ini akan gagal. Aku takut akan Kyuhyun.
Aku takut jika nanti aku bisa melihat..
Aku takut..
Jika nanti..
Hyun..
**
“Rin?”
“—Rin?”
“Kim Hye Rin—bangun..”
Suara lembut itu lagi. Cho Kyuhyun.
“Hyun..” aku memanggil namanya. Semua masih gelap. Aku berusaha mencari cahaya, aku berusaha mencari sekilat cahaya lampu atau apapun, dan aku berusaha mencari Kyuhyun. Tapi semuanya masih gelap, seulas kain perban ini masih menutup mataku.
“Jangan bergerak, Rin. Oh iya, kau masih belum bisa melihat?” Hyun bertanya. Aku mengangguk lemah. Hyun sepertinya tersenyum. Tangannya membelai rambutku lagi. Tapi kali ini sedikit beda, biasanya dia dengan lugas membelaiku. Tapi kali ini kenapa sedikit terbata-bata?
“Tanggal 14 Maret baru bisa dibuka, sabar ya..” Hyun memberitahuku. Aku mengangguk lagi. Lambaian tangannya berhenti. “Aku harus pergi sekarang. Aku harus bekerja. Hati-hati ya, Rin..” Hyun bergegas.
Ada apa dengan Kyuhyun? Kenapa tumben sekali dia cepat-cepat?
Rasanya aku ingin sekali melihat Hyun. Akhir-akhir ini Hyun seperti menjauhiku..
Apakah dia tak mau menikah denganku?
Dia kan sudah berjanji!
Ah.. tak tahulah!
*
**
14 Maret
“Kim Hye Rin.. Perbanmu sudah bisa dibuka!”
Suara senang suster terdengar. Aku tersenyum sambil memegang tangan Hyun yang memegang bahuku. Aku tak sabar melihat cahaya. Aku tak sabar melihat dunia. Aku tak sabar melihat Kyuhyun!
“Tunggu ya...”
Dengan hati-hati suster itu membuka perbanku. Aku menggigit bibir bawahku tanda tak sabar. Aku meremas tangan Hyun. Hyun diam saja. Aku jadi makin tidak sabar. Beberapa menit ini rasanya beberapa jam jika ditunggu dengan berdebar-debar.
“Ya! Sudah selesai! Bukalah matamu, Kim Hye Rin!”
Aku membuka mataku. Silau. Jadi ini yang namanya cahaya? Silau.
Aku membalikkan badanku. Aku ingin melihat Hyun untuk pertama kalinya. Aku menatap sepasang kaki. Kugerakkan kepalaku lebih ke atas. Lebih ke atas. Cho Kyuhyun.
..
Ternyata dia juga buta.
Aku tak percaya ini.
Aku merasa dibodohi. Kyuhyun yang mengajarkan dunia padaku, ternyata buta juga. Aku berkedip sekian kali. Tetap saja sosok itu yang berdiri di hadapanku. Aku hanya berharap ini bukanlah Cho Kyuhyun-ku. Aku berharap ini Cho Kyuhyun yang lain, bahkan aku tidak ingin menganggap manusia dihadapanku ini Cho Kyuhyun, Cho Kyuhyun manapun!
“Rin? Sudah bisa melihat?” Hyun tersenyum. Suara itu, benar. Cho Kyuhyun-ku. Rasanya aku tidak ingin hidup lagi. Aku tak mau menikah dengan orang ini! Dia membodohiku dengan mengajarkan dunia yang sebenarnya juga dia tidak tahu! Dia buta! Dia buta! Dia bukan Hyun! Dia pembual! Penjilat! Penipu!
“Kim Hye Rin? Kau masih mau menikah denganku?” tanya Hyun. Suaranya terdengar.. Menusuk telingaku. Aku benci Hyun! Aku tak mau menikah dengannya! Pembual!
“TIDAK! AKU TIDAK MAU MENIKAH DENGAN ORANG BUTA PENIPU SEPERTIMU CHO KYUHYUN!!!! PEMBUAL! MENJIJIKKAN!!!!” aku berteriak kepadanya. Aku menahan air mataku yang sudah mendobrak untuk keluar. Hatiku sakit, memang. Tapi untuk apa aku menangis demi orang seperti ini?
Cho Kyuhyun terdiam. Matanya kosong. Berdetik-detik kemudian akhirnya dia tersenyum. Tangannya melambai memanggil suster untuk menggandengnya keluar.
Aku masih terus berusaha menahan air mataku, ketika Cho Kyuhyun buta, yang ditolong suster untuk berjalan karena tak bisa melihat, yang sudah berada di ambang pintu keluar kamar, berbalik menatapku, dan berkata sepatah kata perpisahan.
“Kim Hye Rin, tolong jaga mataku baik-baik.”
Cho Kyuhyun pergi keluar bersama suster. Meninggalkan diriku yang berdiri membatu.
Tanpa sadar mataku meraba mata baruku. Mata baruku, yang diberi oleh pendonor baik hati yang ternyata mantan kekasihku. Pendonor baik hati yang baru saja kutolak, yang baru saja kuumpat, yang baru saja.. Yang baru saja..
Air mataku akhirnya menetes.
==FIN==
***
COMMENTS please~
ini re-post dari Sujunesia..
2 Response to "[FIC] D'Adieu"
two thumbs up mir XD
mince.. gila luh sedih amat ceritanya.
hye rin kurang ajar!! mana orangnya? *napsu*
tp two thumbs up buat kamu mir~
Post a Comment
mince's lovers says